MACAM—MACAM
ORGANISASI BERKAS
1. Organisasi
berkas sequential
2. Organisasi
berkas sequential berindex
3. Organisasi
berkas langsung
1. ORGANISASI
BERKAS SEQUENTIAL
Salah satu cara yang
paling efektif untuk mengorganisasi kumpulan record-record yang membutuhkan
akses record secara
sekuensial maupun akses record secara individu berdasarkan nilai key
adalah organisasi berkas indeks sekuensial.
Jadi berkas indeks
sekuensial merupakan kombinasi
dari berkas sekuensial dan berkas
relatif.
Adapun jenis akses yang diperbolohkan, yaitu:
· Akses Sequential
· Akses Direct
Sedangkan jenis prosesnya adalah:
- Batch
- Interactive
Struktur berkas Index
Sequential
- Index à Binary Search Tree
- Data à Sequential
Indeksnya digunakan untuk
melayani sebuah permintaan untuk mengakses sebuah record tertentu, sedangkan
berkas data sequential digunakan untuk mendukung akses sequential terhadap
seluruh kumpulan record-record.
Ada
beberapa tahapan dalam organisasi berkas secara sequential, yaitu :
1.Pengumpulandata
Proses dimana data yang ada dikumpulkan secara berurut berdasarkan klasifikasi yang membedakannya.
Pada tahap pengumpulan data ini, semua data akan diurutkan secara bertahap dan terorganisir dengan baik. Bentuk dari tahap ini adalah seperti pada Database Kemahasiswaan seperti menampilkan IPK, menampilkan mata kuliah dan menmpilkan Biodata mahasiswa.
2. Pemasukkan data ( input data )
Pada tahap ini, data-data yang telah dibedakan dan dikumpulkan tersebut akan secara permanent dimasukkan ( di input ) kedalam suatu device penyimpanan. Device ( media ) penyimpanan ini dapat berupa memori atau device penyimpanan lainnya. Contohnya adalahData pribadi dan KRS Mahasiswa.
Contoh :
Tabel Data Pribadi Mahasiswa
No NIM Nama Jenis Kelamin Alamat
1 5095001 Emma Ramadhani Perempuan Jl. Karya 23 A, Medan
2 5095003 Suratin Doni Syahputra Laki-laki Komp. Perumahan PLN-Marelan
3 5095005 Vina Maya Perempuan Jl. Mangga Blok A - Kp. Lalang
4 5095007 Dini Adinda Perempuan Jl. Sultan Ageng 02 - Binjai
5 5095009 Rezha Harysham Laki-laki Komp. Perumahan PLN-Marelan
6 5095011 Angga Priandani Laki-laki Jl. Sudirman 56 - Deli Tua
7 5095013 Destin Widya Perempuan Jl. Gaperta 123 - Medan
8 5095015 Abdillah Laki-laki Jl. Adipura, Gg. Dipo - Binjai
9 5095017 Dian Dwi Angresia Perempuan Jl. T.Amir Hamzah 12 - Binjai
10 5095019 Asharuddin Laki-laki Jl. Sempurna 45 C - Medan
3.Pengeditan`data
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dalam proses secara sequential adalah pengeditan data. Setelah data yang ada dikumpulkan dan proses input data juga telah dilakukan maka proses selanjutnya adalah editing. Dalam tahap ini data yang telah di input akan diubah ( edit ). Tahap ini berlangsung berdasarkan pengguna atau user. User sangat dominant dalam tahap ini, sebab proses pengeditan data yang ada berdasarkan perintah kerja dari user.
4.Penyortiran data yang telah diedit
Tahap terakhir dalam tahap sequential ini adalah penyortiran. Setelah user melakukan pengeditan pada data-data yang ada, maka selanjutnya data yang telah di edit tersebut kan di sortir. Dalam proses penyortiran ini, peran user juga sangat dominan dalam mempengaruhi hasil dari penyortiran yang dilakukan.
ORGANISASI FILE
Adalah suatu teknik atau cara yang digunakan menyatakan dan menyimpan record-record dalam sebuah file.
Ada 4 teknik dasar organisasi file, yaitu :
• Sequential
• Relative
• Indexed Sequential
• Multi – Key
Secara umum keempat teknik dasar tersebut berbeda dalam cara pengaksesannya, yaitu :
• Direct Access
• Sequential Access
Direct Access;
Adalah suatu cara pengaksesan record yang langsung, tanpa mengakses seluruh record yang ada.
Contoh : Magnetic Disk.
Sequential Access;
Adalah suatu cara pengaksesan record, yang didahului pengaksesan record-record di depannya.
Contoh : Magnetic Tape.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pemilihan organisasi file :
• Karakteristik dari media penyimpanan yang digunakan
• Volume dan frekuensi dari transaksi yang diproses
• Respontime yang diperlukan
Cara memilih organisasi file todak terlepas dari 2 aspek utama, yaitu :
• Model Penggunaannya
• Model Operasi File
Proses dimana data yang ada dikumpulkan secara berurut berdasarkan klasifikasi yang membedakannya.
Pada tahap pengumpulan data ini, semua data akan diurutkan secara bertahap dan terorganisir dengan baik. Bentuk dari tahap ini adalah seperti pada Database Kemahasiswaan seperti menampilkan IPK, menampilkan mata kuliah dan menmpilkan Biodata mahasiswa.
2. Pemasukkan data ( input data )
Pada tahap ini, data-data yang telah dibedakan dan dikumpulkan tersebut akan secara permanent dimasukkan ( di input ) kedalam suatu device penyimpanan. Device ( media ) penyimpanan ini dapat berupa memori atau device penyimpanan lainnya. Contohnya adalahData pribadi dan KRS Mahasiswa.
Contoh :
Tabel Data Pribadi Mahasiswa
No NIM Nama Jenis Kelamin Alamat
1 5095001 Emma Ramadhani Perempuan Jl. Karya 23 A, Medan
2 5095003 Suratin Doni Syahputra Laki-laki Komp. Perumahan PLN-Marelan
3 5095005 Vina Maya Perempuan Jl. Mangga Blok A - Kp. Lalang
4 5095007 Dini Adinda Perempuan Jl. Sultan Ageng 02 - Binjai
5 5095009 Rezha Harysham Laki-laki Komp. Perumahan PLN-Marelan
6 5095011 Angga Priandani Laki-laki Jl. Sudirman 56 - Deli Tua
7 5095013 Destin Widya Perempuan Jl. Gaperta 123 - Medan
8 5095015 Abdillah Laki-laki Jl. Adipura, Gg. Dipo - Binjai
9 5095017 Dian Dwi Angresia Perempuan Jl. T.Amir Hamzah 12 - Binjai
10 5095019 Asharuddin Laki-laki Jl. Sempurna 45 C - Medan
3.Pengeditan`data
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dalam proses secara sequential adalah pengeditan data. Setelah data yang ada dikumpulkan dan proses input data juga telah dilakukan maka proses selanjutnya adalah editing. Dalam tahap ini data yang telah di input akan diubah ( edit ). Tahap ini berlangsung berdasarkan pengguna atau user. User sangat dominant dalam tahap ini, sebab proses pengeditan data yang ada berdasarkan perintah kerja dari user.
4.Penyortiran data yang telah diedit
Tahap terakhir dalam tahap sequential ini adalah penyortiran. Setelah user melakukan pengeditan pada data-data yang ada, maka selanjutnya data yang telah di edit tersebut kan di sortir. Dalam proses penyortiran ini, peran user juga sangat dominan dalam mempengaruhi hasil dari penyortiran yang dilakukan.
ORGANISASI FILE
Adalah suatu teknik atau cara yang digunakan menyatakan dan menyimpan record-record dalam sebuah file.
Ada 4 teknik dasar organisasi file, yaitu :
• Sequential
• Relative
• Indexed Sequential
• Multi – Key
Secara umum keempat teknik dasar tersebut berbeda dalam cara pengaksesannya, yaitu :
• Direct Access
• Sequential Access
Direct Access;
Adalah suatu cara pengaksesan record yang langsung, tanpa mengakses seluruh record yang ada.
Contoh : Magnetic Disk.
Sequential Access;
Adalah suatu cara pengaksesan record, yang didahului pengaksesan record-record di depannya.
Contoh : Magnetic Tape.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pemilihan organisasi file :
• Karakteristik dari media penyimpanan yang digunakan
• Volume dan frekuensi dari transaksi yang diproses
• Respontime yang diperlukan
Cara memilih organisasi file todak terlepas dari 2 aspek utama, yaitu :
• Model Penggunaannya
• Model Operasi File
Keuntungan
Kemampuan untuk mengakses record berikutnya secara tepat.
•Keterbatasan
Tidak dapat mengakses langsung pada record yang diinginkan.
•Pola Akses
Adalah penentuan akses berdasarkan field tertentu.
Kemampuan untuk mengakses record berikutnya secara tepat.
•Keterbatasan
Tidak dapat mengakses langsung pada record yang diinginkan.
•Pola Akses
Adalah penentuan akses berdasarkan field tertentu.
2. ORGANISASI
BERKAS SEQUENTIAL BERINDEX
Organisasi
Berkas ini mirip dengan Organisasi Berkas Sekuensial dimana setiap rekaman
disusun secara beruntun di dalam file, hanya saja ada tambahan indeks yang
digunakan untuk mencatat posisi atau alamat dari suatu kunci rekaman di dalam
file
Indeks memiliki dua bagian,
yaitu :
a. Kunci
b. Alamat
Indeks digunakan untuk
melakukan lookup dari kunci yang ada ke alamat penyimpanan rekaman.Untuk
alasan performa, indeks harus selalu terurut berdasarkan kunci
Single-Level
Indexing
•
Pengindeksan dengan hanya menggunakan sebuah
indeks
|
indeks
|
berkas
|
|||
|
ADE
|
102
|
…
|
||
|
BCA
|
105
|
101
|
CNN
|
|
|
CNN
|
101
|
102
|
ADE
|
|
|
NFL
|
104
|
103
|
SDN
|
|
|
SDN
|
103
|
104
|
NFL
|
|
|
105
|
BCA
|
|||
|
106
|
|
|||
|
…
|
||||
Multi-Level Indexing
•
Pengindeksan dengan menggunakan beberapa
indeks yang saling terhubung
•
Indeks yang berlevel tinggi merupakan detail
dari indeks yang berlevel lebih rendah
|
level
1
|
level
2
|
level
3
|
berkas
|
||||||
|
76100
|
0
|
0
|
76100
|
0
|
0
|
76100
|
102
|
…
|
|
|
76200
|
4
|
1
|
76110
|
5
|
1
|
76101
|
105
|
101
|
76102
|
|
76300
|
6
|
2
|
76120
|
10
|
2
|
76102
|
101
|
102
|
76100
|
|
…
|
…
|
3
|
76130
|
16
|
3
|
76103
|
104
|
103
|
76110
|
|
4
|
76200
|
21
|
4
|
76104
|
106
|
104
|
76103
|
||
|
5
|
76210
|
23
|
5
|
76110
|
103
|
105
|
76101
|
||
|
6
|
76300
|
25
|
6
|
76110
|
107
|
…
|
|||
|
…
|
…
|
…
|
…
|
||||||
Ada dua
pendekatan dasar dalam menyusun organisasi berkas semacam ini, yaitu
(1)
blok index dan data, dan
(2)
prime dan overflow data area
Misalkan, data
pertama yang dimasukkan adalah “Budi,” kedua “Ani,” dan ketiga “Aan,” maka
urutan berdasarkan nomor recordnya adalah :
1 Budi
2 Ani
3 Aan
PENAMBAHAN DATA
Penambahan data (record) pada file yang telah diorganisasikan secara sequential dilakukan di akhir record (menempati nomor record baru yang terakhir). Pada contoh di atas, bila ditambahkan data “Ali,” maka data tersebut berada di nomor record 4, setelah file tadi dibuka untuk perluasan (extend).
Andaikan, data semua (contoh di atas), dimasukkan secara urut abjad nama, maka urutan recordnya menjadi :
1 Aan
2 Ani
3 Budi
Lalu, bagaimana bila kita akan menambahkan “Ali” ?. Karena penambahan data itu harus urut (ordered), maka kata “penambahan data” menjadi “penyisipan data.” Hal ini tidak dapat dilakukan secara langsung karena prinsip penambahan data secara sequential adalah di akhir record.
Tentunya, kita harus membuat program lagi dan memerlukan file data baru agar letak dari “Ali” bisa sesuai dengan urutannya.
PENGHAPUSAN DATA]
Untuk penghapusan data (record), prosedurnya sama, baik untuk sequential file yang terurut maupun yang tidak terurut, yaitu memerlukan file baru sebagai penampungnya. Misalkan, akan kita hapus data “Ani.”
3. ORGANISASI BERKAS LANGSUNG
1 Budi
2 Ani
3 Aan
PENAMBAHAN DATA
Penambahan data (record) pada file yang telah diorganisasikan secara sequential dilakukan di akhir record (menempati nomor record baru yang terakhir). Pada contoh di atas, bila ditambahkan data “Ali,” maka data tersebut berada di nomor record 4, setelah file tadi dibuka untuk perluasan (extend).
Andaikan, data semua (contoh di atas), dimasukkan secara urut abjad nama, maka urutan recordnya menjadi :
1 Aan
2 Ani
3 Budi
Lalu, bagaimana bila kita akan menambahkan “Ali” ?. Karena penambahan data itu harus urut (ordered), maka kata “penambahan data” menjadi “penyisipan data.” Hal ini tidak dapat dilakukan secara langsung karena prinsip penambahan data secara sequential adalah di akhir record.
Tentunya, kita harus membuat program lagi dan memerlukan file data baru agar letak dari “Ali” bisa sesuai dengan urutannya.
PENGHAPUSAN DATA]
Untuk penghapusan data (record), prosedurnya sama, baik untuk sequential file yang terurut maupun yang tidak terurut, yaitu memerlukan file baru sebagai penampungnya. Misalkan, akan kita hapus data “Ani.”
3. ORGANISASI BERKAS LANGSUNG
•
Dengan organisasi berkas langsung, untuk
menemukan suatu rekaman tidak melalui proses pencarian, namun bisa langsung
menuju alamat yang ditempati rekaman
•
Pada awalnya, untuk tujuan tersebut maka
digunakan cara dengan menyimpan rekaman pada alamat yang sama dengan nilai
kunci rekaman tersebut
•
Contohnya : rekaman dengan kunci 100 akan
disimpan di alamat 100
•
Sehingga untuk menemukan sebuah rekaman
cukup melihat nilai kunci dan menuju ke alamat yang ditunjuk oleh kunci rekaman
tersebut
•
Contoh : untuk membaca rekaman dengan kunci
55 langsung saja menuju alamat 55
•
Dalam hal ini akan
dibahas berbagai teknik yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam merancang
sistem
•
Khususnya dalam
menentukan lokasi rekaman yang akan disimpan serta pembacaan rekaman tersebut.
•
Hal tersebut hanya
mungkin terjadi bila bila kunci rekaman juga merupakan alamat lokasi
rekaman.
•
Dengan demikian
waktu pencarian akan sangat baik, yaitu 1 probe untuk setiap rekaman yang
dicari.
•
Harus dimengerti
harus tersedia 1 lokasi untuk setiap kemungkinan kunci rekaman.
•
Meskipun Universitas bisa memiliki puluhan
ribu mhs,pastilah ada beberapa bbrp nmr mhs yang kosong, karena beberapa alasan
misal
: sudah lulus, mengundurkan diri, DO, cuti, dll…SEHINGGA TIDAK SEMUA RUANG
DIMANFAATKAN.
Ini merupakan contoh dari
implementasi daripada Korespodensi Satu-satu

Kerugian Korespondensi
Satu-Satu
•
Dengan menerjemahkan langsung dari kunci
rekaman ke alamat rekaman, maka akan berlaku suatu hubungan korespondensi
satu-satu antara kunci dengan alamat rekaman
•
Hal ini menyebabkan harus disediakannya
ruang yang sangat besar untuk menampung setiap kemungkinan nilai kunci yang ada
•
Contohnya : untuk menyimpan data PNS yang
kuncinya adalah NIP (terdiri dari 9 digit) dibutuhkan sebanyak satu milyar
alamat, karena kemungkinan yang dapat muncul dari kode 9 digit adalah mulai
dari angka 000000000 hingga 999999999)
•
Selain itu dari cara korespondensi satu-satu
juga akan mengakibatkan banyaknya pemborosan ruang penyimpan, atau terjadi
banyak alamat yang tidak dipergunakan alias kosong
•
Contohnya : Kode NIP diawali dengan tiga
digit kode departemen, yang tidak mungkin ada kode departemen 000. Sehingga
alamat 000000000 sampai 000999999 (sebanyak sejuta alamat) tidak akan terpakai
karena tidak ada rekaman dengan NIP di antara range tersebut
•
Untuk mengatasi kerugian yang timbul dari
cara korespondensi satu-satu yang telah disebutkan itu, digunakan metode lain
yang dinamakan Metode Hashing

Tidak ada komentar:
Posting Komentar