Pages

Silvia Takarina. Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 22 April 2012

ORGANISASI BERKAS LANGSUNG



MACAM—MACAM  ORGANISASI BERKAS
1.    Organisasi berkas sequential
2.    Organisasi berkas sequential berindex
3.    Organisasi berkas langsung


1.    ORGANISASI BERKAS SEQUENTIAL
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengorganisasi kumpulan record-record yang  membutuhkan  akses  record  secara  sekuensial maupun akses record secara individu berdasarkan nilai  key  adalah organisasi berkas indeks sekuensial. 
Jadi berkas  indeks  sekuensial  merupakan  kombinasi  dari  berkas sekuensial dan berkas relatif.

Adapun jenis akses yang diperbolohkan, yaitu:

 

·         Akses Sequential

·         Akses Direct

 

Sedangkan jenis prosesnya adalah:
  • Batch
  • Interactive


Struktur berkas Index Sequential
  • Index   à  Binary Search Tree
  • Data    à  Sequential

Indeksnya digunakan untuk melayani sebuah permintaan untuk mengakses sebuah record tertentu, sedangkan berkas data sequential digunakan untuk mendukung akses sequential terhadap seluruh kumpulan record-record.
Ada beberapa tahapan dalam organisasi berkas secara sequential, yaitu :
1.Pengumpulandata
Proses dimana data yang ada dikumpulkan secara berurut berdasarkan klasifikasi yang membedakannya.
Pada tahap pengumpulan data ini, semua data akan diurutkan secara bertahap dan terorganisir dengan baik. Bentuk dari tahap ini adalah seperti pada Database Kemahasiswaan seperti menampilkan IPK, menampilkan mata kuliah dan menmpilkan Biodata mahasiswa.

2. Pemasukkan data ( input data )
Pada tahap ini, data-data yang telah dibedakan dan dikumpulkan tersebut akan secara permanent dimasukkan ( di input ) kedalam suatu device penyimpanan. Device ( media ) penyimpanan ini dapat berupa memori atau device penyimpanan lainnya. Contohnya adalahData pribadi dan KRS Mahasiswa.
Contoh :
Tabel Data Pribadi Mahasiswa
No NIM Nama Jenis Kelamin Alamat
1 5095001 Emma Ramadhani Perempuan Jl. Karya 23 A, Medan
2 5095003 Suratin Doni Syahputra Laki-laki Komp. Perumahan PLN-Marelan
3 5095005 Vina Maya Perempuan Jl. Mangga Blok A - Kp. Lalang
4 5095007 Dini Adinda Perempuan Jl. Sultan Ageng 02 - Binjai
5 5095009 Rezha Harysham Laki-laki Komp. Perumahan PLN-Marelan
6 5095011 Angga Priandani Laki-laki Jl. Sudirman 56 - Deli Tua
7 5095013 Destin Widya Perempuan Jl. Gaperta 123 - Medan
8 5095015 Abdillah Laki-laki Jl. Adipura, Gg. Dipo - Binjai
9 5095017 Dian Dwi Angresia Perempuan Jl. T.Amir Hamzah 12 - Binjai
10 5095019 Asharuddin Laki-laki Jl. Sempurna 45 C - Medan
3.Pengeditan`data
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dalam proses secara sequential adalah pengeditan data. Setelah data yang ada dikumpulkan dan proses input data juga telah dilakukan maka proses selanjutnya adalah editing. Dalam tahap ini data yang telah di input akan diubah ( edit ). Tahap ini berlangsung berdasarkan pengguna atau user. User sangat dominant dalam tahap ini, sebab proses pengeditan data yang ada berdasarkan perintah kerja dari user.
4.Penyortiran data yang telah diedit
Tahap terakhir dalam tahap sequential ini adalah penyortiran. Setelah user melakukan pengeditan pada data-data yang ada, maka selanjutnya data yang telah di edit tersebut kan di sortir. Dalam proses penyortiran ini, peran user juga sangat dominan dalam mempengaruhi hasil dari penyortiran yang dilakukan.
ORGANISASI FILE
Adalah suatu teknik atau cara yang digunakan menyatakan dan menyimpan record-record dalam sebuah file.
Ada 4 teknik dasar organisasi file, yaitu :
• Sequential
• Relative
• Indexed Sequential
• Multi – Key
Secara umum keempat teknik dasar tersebut berbeda dalam cara pengaksesannya, yaitu :
• Direct Access
• Sequential Access
Direct Access;
Adalah suatu cara pengaksesan record yang langsung, tanpa mengakses seluruh record yang ada.
Contoh : Magnetic Disk.
Sequential Access;
Adalah suatu cara pengaksesan record, yang didahului pengaksesan record-record di depannya.
Contoh : Magnetic Tape.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pemilihan organisasi file :
• Karakteristik dari media penyimpanan yang digunakan
• Volume dan frekuensi dari transaksi yang diproses
• Respontime yang diperlukan
Cara memilih organisasi file todak terlepas dari 2 aspek utama, yaitu :
• Model Penggunaannya
• Model Operasi File

Keuntungan
Kemampuan untuk mengakses record berikutnya secara tepat.

•Keterbatasan
Tidak dapat mengakses langsung pada record yang diinginkan.

•Pola Akses
Adalah penentuan akses berdasarkan field tertentu.


2.    ORGANISASI BERKAS SEQUENTIAL BERINDEX
Organisasi Berkas ini mirip dengan Organisasi Berkas Sekuensial dimana setiap rekaman disusun secara beruntun di dalam file, hanya saja ada tambahan indeks yang digunakan untuk mencatat posisi atau alamat dari suatu kunci rekaman di dalam file
Indeks memiliki dua bagian, yaitu :
a.    Kunci
b.    Alamat
Indeks digunakan untuk melakukan lookup dari kunci yang ada ke alamat penyimpanan rekaman.Untuk alasan performa, indeks harus selalu terurut berdasarkan kunci

Single-Level Indexing
         Pengindeksan dengan hanya menggunakan sebuah indeks
indeks

berkas
ADE
102


BCA
105

101
CNN
CNN
101

102
ADE
NFL
104

103
SDN
SDN
103

104
NFL



105
BCA



106
 








Multi-Level Indexing
         Pengindeksan dengan menggunakan beberapa indeks yang saling terhubung
         Indeks yang berlevel tinggi merupakan detail dari indeks yang berlevel lebih rendah
level 1

level 2

level 3
berkas
76100
0
0
76100
0
0
76100
102

76200
4
1
76110
5
1
76101
105
101
76102
76300
6
2
76120
10
2
76102
101
102
76100
3
76130
16
3
76103
104
103
76110


4
76200
21
4
76104
106
104
76103


5
76210
23
5
76110
103
105
76101


6
76300
25
6
76110
107








Ada dua pendekatan dasar dalam menyusun organisasi berkas semacam ini, yaitu
 (1) blok index dan data, dan
 (2) prime dan overflow data area

Misalkan, data pertama yang dimasukkan adalah “Budi,” kedua “Ani,” dan ketiga “Aan,” maka urutan berdasarkan nomor recordnya adalah :
1 Budi
2 Ani
3 Aan


 PENAMBAHAN DATA

Penambahan data (record) pada file yang telah diorganisasikan secara sequential dilakukan di akhir record (menempati nomor record baru yang terakhir). Pada contoh di atas, bila ditambahkan data “Ali,” maka data tersebut berada di nomor record 4, setelah file tadi dibuka untuk perluasan (extend).

Andaikan, data semua (contoh di atas), dimasukkan secara urut abjad nama, maka urutan recordnya menjadi :
1 Aan
2 Ani
3 Budi

Lalu, bagaimana bila kita akan menambahkan “Ali” ?. Karena penambahan data itu harus urut (ordered), maka kata “penambahan data” menjadi “penyisipan data.” Hal ini tidak dapat dilakukan secara langsung karena prinsip penambahan data secara sequential adalah di akhir record.
Tentunya, kita harus membuat program lagi dan memerlukan file data baru agar letak dari “Ali” bisa sesuai dengan urutannya.

 PENGHAPUSAN DATA]

Untuk penghapusan data (record), prosedurnya sama, baik untuk sequential file yang terurut maupun yang tidak terurut, yaitu memerlukan file baru sebagai penampungnya. Misalkan, akan kita hapus data “Ani.”

3.  ORGANISASI BERKAS LANGSUNG
         Dengan organisasi berkas langsung, untuk menemukan suatu rekaman tidak melalui proses pencarian, namun bisa langsung menuju alamat yang ditempati rekaman
         Pada awalnya, untuk tujuan tersebut maka digunakan cara dengan menyimpan rekaman pada alamat yang sama dengan nilai kunci rekaman tersebut
         Contohnya : rekaman dengan kunci 100 akan disimpan di alamat 100
         Sehingga untuk menemukan sebuah rekaman cukup melihat nilai kunci dan menuju ke alamat yang ditunjuk oleh kunci rekaman tersebut
         Contoh : untuk membaca rekaman dengan kunci 55 langsung saja menuju alamat 55
         Dalam hal ini akan dibahas berbagai teknik yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam merancang sistem
         Khususnya dalam menentukan lokasi rekaman yang akan disimpan serta pembacaan rekaman tersebut.
         Hal tersebut hanya mungkin terjadi bila bila kunci rekaman juga merupakan alamat lokasi rekaman.
         Dengan demikian waktu pencarian akan sangat baik, yaitu 1 probe untuk setiap rekaman yang dicari.
         Harus dimengerti harus tersedia 1 lokasi untuk setiap kemungkinan kunci rekaman.
         Meskipun Universitas bisa memiliki puluhan ribu mhs,pastilah ada beberapa bbrp nmr mhs yang kosong, karena beberapa alasan
misal : sudah lulus, mengundurkan diri, DO, cuti, dll…SEHINGGA TIDAK SEMUA RUANG DIMANFAATKAN.
Ini merupakan contoh dari implementasi daripada Korespodensi Satu-satu

Kerugian Korespondensi Satu-Satu
         Dengan menerjemahkan langsung dari kunci rekaman ke alamat rekaman, maka akan berlaku suatu hubungan korespondensi satu-satu antara kunci dengan alamat rekaman
         Hal ini menyebabkan harus disediakannya ruang yang sangat besar untuk menampung setiap kemungkinan nilai kunci yang ada
         Contohnya : untuk menyimpan data PNS yang kuncinya adalah NIP (terdiri dari 9 digit) dibutuhkan sebanyak satu milyar alamat, karena kemungkinan yang dapat muncul dari kode 9 digit adalah mulai dari angka 000000000 hingga 999999999)
         Selain itu dari cara korespondensi satu-satu juga akan mengakibatkan banyaknya pemborosan ruang penyimpan, atau terjadi banyak alamat yang tidak dipergunakan alias kosong
         Contohnya : Kode NIP diawali dengan tiga digit kode departemen, yang tidak mungkin ada kode departemen 000. Sehingga alamat 000000000 sampai 000999999 (sebanyak sejuta alamat) tidak akan terpakai karena tidak ada rekaman dengan NIP di antara range tersebut
         Untuk mengatasi kerugian yang timbul dari cara korespondensi satu-satu yang telah disebutkan itu, digunakan metode lain yang dinamakan Metode Hashing





Tidak ada komentar:

Posting Komentar